Rabu, 04 Oktober 2017

MAKALAH KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

KATA PENGANTAR


 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang kalor dan perpindahan kalor memberikan manfaat terhadap pembaca.

 

 

                            Tanjungsari,    Agustus 2017

                                         Penyusun

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.        LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi.
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini disebut sebagai perpindahan Kalor (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik (engineering), Analisa perpindahan Kalor dapat digunakan untuk menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya peralatan yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah Kalor tertentu dalam waktu yang ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan penukar Kalor tergantung tidak hanya pada jumlah Kalor yang harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju perpindahan Kalor pada kondisi-kondisi yang ditentukan.
2.        TUJUAN
Menentukan jenis-jenis perpindahan Kalor dan aplikasi perpindahan Kalor dibidang teknik kimia.
3.        MANFAAT
Siswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham Kalor dan pengaplikasian perpindahan Kalor dibidang teknik kimia.

BAB II


KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

A.     Kalor Sebagai Bentuk Energi
Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda.
Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah, sehingga terjadi percampuran suhu dari kedua bendaitu.
Contoh:
1.                 1 kg air yang sedang mendidih suhunya 1000C dicampur dengan 1kg air yang bersuhu 500C, maka suhunya menjadi?
Dik: t1 = 1000C
t2 = 500C
karena massanya sama (masing – masing 1 kg) maka berlaku:


tcampuran =


𝑑2+𝑑1
2


= 100 +50
2


= 750C


2.                 Untuk menghasilkan air yang  bersuhu 600C  maka 100 gram air yang bersuhu    300C
harus dicampur dengan 100 gram air yang bersuhu….
Dik: ta = 600C
t1 = 300C
karena massa air sam amaka berlaku:
𝑑2+𝑑1


ta =
2


β†’ t= 2 x ta – t1
= 2 x 600C - 300C
= 1200C - 300C
= 900C


Satuan kalor:
a.                  Dalam satuan internasional (SI) = Joule
b.                 Umum = kalori

Kesetaraan satuan kalori: 1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori Kalor yang dilepaskan = kalor yang diterima Pendapat Joseph Black yang disebut Azas Black:
Pengaruh kalor terhadap suatu benda akan menimbulkan perubahan suhu dan perubahan bentuk atau wujudnya.


Kalor dapat mengubah suhu benda.

-                     Semakin lama pemanasan, air semakin tinggi suhunya.
-                     Semakin besar kenaikan suhu benda, semakin banyak kalor yang diperlukan.
-                     Banyaknya kalor yang diberikan kepada benda sebanding dengan perubahan suhu benda itu.
Hubungan kalor dengan massa benda.

-                     Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu yang sama pada air 50 ml lebih cepat dari pada air 100 ml.
-                     Semakin besar massa benda, semakin besar kalor yang diperlukan untuk  menaikan suhu yang sama.
-                     Kalor yang diperlukan (II) lebih besar dari pada (I) pada kenaikan suhu yang sama, karena massa bendanya berbeda.
-                     Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhunya sebanding dengan massa benda itu.
Hubungna kalor dengan jenis zat.

-                     Waktu yang diperlukan oleh(II) lebih cepat dari pada (I) untuk mencapai suhu yang sama.
-                     Kalor yang diperlukan oleh (I) lebih banyak daari pada (II) untuk mencapai suhu yang sama.
-                     Kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhunya bergantung pada jenis zatnya.
Banyaknya kalor yang diperlukan setiap kg zat untuk menaikkan suhu 10C disebut kalor jenis zat.
Contoh:
Kalor jenis air 4,2 x 103J/Kg0C artinya 1 kg air setiap suhunya naik 10C memerlukan kalor sebanyak 4,2 x 103J.
Banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan suatu zat dapat dirumuskan:

Q = m . c . Ξ”t                    ket: Q = banyaknya kalor yang diperlukan/dilepskan (J) m = massa zat (Kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg0C)
Ξ”t = perubahan suhu (0C)



Kalor jenis beberapa zat:

Jenis zat
Kalor jenis zat (J/Kg0C)
Es
2100
Air
4200
Alcohol
2400
Raksa
140
Alumunium
900
Tembaga
390
Besi
450
Perak
230


Contoh:
1.                 Benda massanya 3 kg memiliki kalor jenis 460J/Kg0C dipanaskan dari suhu 100C sampai 600C. berapakah banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik :    m  = 3 kg
c   = 460J/Kg0C
Ξ”t = 600C - 100C = 500C
Dit : Q? Jawab:
Q = m . c . Ξ”t
= 3kg . 460J/Kg0C . 500C
= 69000J
2.                 Besi massanya 500 gr memiliki kalor jenis 0,11 kkal/kg0C dipanaskan 300C sampai 500C. Berapa banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik :    m  = 500 kg
c   = 0,11 kkal/Kg0C
Ξ”t = 500C - 300C = 200C
Dit : Q? Jawab:
Q = m . c . Ξ”t
= 500kg . 0,01 kkal/Kg0C . 200C
= 1,1 kkal
3.                 Banyaknya kalor untuk memanaskan alumunium adalah 88000 J dari suhu 300C sampai 400C dengan kalor jenis 8,8 x 10J/kg0C. berapakah massa alumunium?
Dik :    Q  = 88000 J
c   = 8,8 x 102 J/kg0C
Ξ”t = 400C - 300C = 100C
Dit : Q?



Jawab:
Q             = m . c . Ξ”t
88000 J  = m . 8,8 x 10J/kg0C. 100C
m = 88000   kg
8800
m = 10 kg

Hukum kekekalan energy kalor:

Banyaknya kalor yang diberikan = banyaknya kalor yang diterima Q1 = Q2
m. c1 . Ξ”t= m. c2 . Ξ”t2

contoh:
Seorang ingin mandi air hangat dengan mencampur 2 kg air 1000C dengan 4 kg air dingin 200C. maka suhu air yang diperoleh:
Q1 = Q2

m. c1 . Ξ”t= m. c2 . Ξ”t2

2 . cair . (100 - ta) = 4 . cair . (ta – 20) 200 - 2 ta = 4 ta – 80
200 + 80 = 4t+ 2ta

6ta = 280



ta =


280
6


= 46,670C



selain menaikan suhu suatu zat, kalor dapat juga mengubah wujud zat.
-                es  diberi  kalor  mencair/melebur      pada suhu 00C menjadi air.
-                air diberi kalor mendidih pada suhu 1000C

-                 air yang mendidih diberi kalor suhunya tetap akan menguap menjadi kalor.
-                     Mencair atau melebur dan menguap terjadi karena menerima kalor.


-                     Air dapat mengalami tiga wujud: padat, cair, dan gas.
Grafik perubahan wujud zat karena kalor:
-                     Pada suhu 00C sebagai titik lebur atau titik beku air
-                     Pada suhu 1000C sebagai titik didih atau titik uap air. Perubahan wujud zat cair yang melepaskan kalor:

-                     Uap air (gas) melepaskan kalor akan mengembun menjadi air.
-                     Air (zat cair) melepaskan kalor akan membeku menjadi es (padat)
-                     Peristiwa yang melepaskan kalor berupa mengembundan membeku. Perubahan wujud zat padat ke gas.










-                     kamper atau kapur barus (zat padat) diberi kalor akan menyublim menjadi gas.
-                     Selama mneyublim kamper mengecil kemudian habis semuanya berubah menjadi gas.
-                     Bahan kamper atau kapur barus yang berupa gas bila melepaskan kalor akan menyublim / menghablur sehingga menjadi kamper (padat).


Perubahan wujud zat.

a = membeku (melepaskan kalor)

b = mencair/melebur (menerima kalor) c = menguap (menerima kalor)
d = mengembun (melepaskan kalor)

e = meyublim/menghablur (melepaskan kalor) f = menyublim (menerima kalor)
pada saat menguap memerlukan kalor.

-                     Air dipanaskan akan mendidih.
-                     Air yang mendidih bila terus dipanaskan akan menguap.
-                     Selama menguap diperlukan kalori Cara mempercepat penguapan:
a.                  Dengan cara menambah pemanasan atau menambah suhu benda seperti: menjemur, memasak air.
b.                 Memperluas bidang permukaan
-                     Memindahkan air panas dari gelas ke piring
-                     Memperlebar pakaian yang dijemur
c.                  Mengurangi tekanan di atas permukaan zat
-                     Dengan mengurangi tekanan jarak antar molekul – molekul udara  bertambah besar
-                     Molekul – molekul zat cair yang menguap banyak yang mengisi ruang antar molekul – molekul udara.


d.                 Meniupkan udara di permukaan benda yang panas, dengan meniupkan  udara maka molekul – molekul uap segera berpindah dari bendanya.
Alat yang dapat menurunkan suhu benda adalah lemari es dan alat pendingin (air conditioner = AC) atau refrigerator.
-                     Zat yang digunakan untuk pendinginnya adalah Freon.
-                     Sifat Freon mudah menguap
-                     Apabila Freon menguap akan menyerap kalor sehingga suhunya turun.
-                     Benad cair yang ada dalam ruang beku yang la;ornya diserap Freon sehingga suhunya turun maka benda cair itu akan membeku.
Untuk mendidih diperlukan kalor.

-                     Benda dikatakan mendidih apabila dipanaskan sehingga terbentuk gelembung – gelembung air dan ada penguapan.
-                     Ketika mendidih suhunya tetap, sedangkan kalornya digunakan untuk proses penguapan.
Suhu zat pada waktu mendidihkan atau menguapkan disebut titik didih atau titik uap. Contoh: air = 1000C; raksa = 3570C; timbale = 16200C; alcohol = 650C; dan  tembaga
= 23000C.
Titik didih dipengaruhi oleh tekanan:
-                     Air mendidih pada suhu 1000C pada tekanan 76cmHg
-                     Di daerah pegunungan yang tekanannya kurang dari 76 cmHg, maka air mendidih kurang dari 1000C.
-                     Untuk menurunkan titik didih maka tekanannnya diperkecil (di bawah 76 cmHg) Cara  memperkecil titik didih
-                     Setelah air dalam labu tidak mendidih
-                     Siram labu dengan air dingin
-                     Akibat siraman itu uap air pada labu ketika mendidih terjadi oendiinnginan terhadap uap sehingga terjadi mengembun.
-                     Akibat mengembun mengakibatkan tekanan turun
-                     Akibat menurunnya tekanan maka air dalam labu mendidih lagi Cara memperbesar titik didih:
-                     Air yang mendidih menimbulkan uap air
-                     Uap air tidak keluar karena panci ditutup rapat sehingga tekanan uap air makin besar
-                     Akibat tekanan itu membesar maka air mendidih di atas suhu 1000C


-                     Akibat air mendidih di atas suhu 1000C maka makanan dalam panci itu lebih cepat masak dan tulang ikan menjadi lunak.
Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih tergantung pada massa zat (m) dan kalor uap (U).
Kalor uap adalah banyaknya kalor yang diserap 1 kg zat untuk menguap pada titik didihnya.
Contoh kalor uap: Air = 2,27 x 106 J/kg
Alcohol = 1,1 x 106 J/kg
Raksa = 2,98 x 105 J/kg
Tembaga = 7,35 x 106 J/kg
Timbale =7,35 x 105 J/kg
Rumus banyaknya kalor untuk menguapkan zat:

Q = m U                                        Ket:     Q = banyaknya kalor (J) m = massa zat (kg)
U = kalor uap (J/kg)

Contoh :
1.                 Air yang massanya 10 kg dipanaskan dari suhu 300C sampai mendidih 1000C dan kalor uapnya 2,27 x 106 J/kg, berapa banyaknya kalor untuk menguapkan air itu? Dik: m = 10 kg
U = 2,27 x 106 J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m U
= 10 kg . 2,27 x 106 J/kg
= 2,27 x 107 J
2.                 Banyaknya kalor yang menguapkan raksa adalah 5,96 x 107 J dari suhu 300C ke 650C, sedangkan kalor uapnya 2,98 x 105 J/kg, maka berapakah massa raksa itu? Dik: Q = 5,96 x 107 J
U = 2,98 x 105 J/kg
Dit: m?
Jawab:                Q = m . U
5,96 x 10J = m . 2,98 x 105 J/kg



7
 
m =    5,96 π‘₯ 10   π½
2,89 π‘₯ 105 𝐽 /π‘˜π‘”
m = 20 kg ketika melebur memerlukan kalor.
-                     Jika kamper dipanaskan dari padat menjadi cair
-                     Jika es dipanaskan dari padat menjadi cair
-                     Selama proses peleburan suhunya tidak berubah
-                     Kamper melebur antara suhu 550C – 540C
-                     Suhu meleburnya tetap
-                     Suhu untuk melebur disebut titik lebur Contoh titik lebur:
Es (air) = 00C
Timbale = 3270C Tembaga = 10800C Platina = 17690C Alumunium = 6600C Alcohol = -970C Raksa = - 390C
Ketika membeku melepaskan kalor.

-                     Jika air dilepaskan kalornya atau diturunkan suhunya dair zat cair akan menjadi es (padat) yang disebut membeku.
-                     Suhu untuk melebur sama dengan suhu untuk membeku.
-                     Titik lebur sama dengan titik beku.

Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap oleh 1 kg zat untuk melebur pada titik leburnya.
Contoh: air = 336.000J/Kg                       tembaga = 206.000J/Kg Alumunium = 403.000J/Kg                                  raksa = 120.000J/Kg Alcohol = 69.000J/Kg                                    timbale = 25.000J/Kg
Rumus banyaknya kalor untuk meleburkan zat:

Q = m . L                                      Ket:     Q = banyaknya kalor (J)


m = massa zat (kg)

L = kalor lebur (J/kg)

Contoh:

1.                 Es massanya 10 kg dengan kalor lebur 336.000J/kg, maka berapa banyaknya  kalor untuk meleburkan es itu?
Dik: m = 10 kg
L = 336.000J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m . L
= 10 kg . 336.000J/kg
= 3,36 x 106 J
2.                 Banyaknya kalor 2,015 x 106 J, untuk meleburkan tembaga 5 kg, maka berapa kalor leburnya?
Dik: m = 5 kg
Q = 2,015 x 106 J
Dit: L?
Jawab:                   Q = m . L 2,015 x 10J = 5 kg . L

6
 
L = 2,015  π‘₯  10 𝐽
5        π‘˜π‘”
L = 403.000 J/kg
Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan oleh 1 kg zat untuk membeku pada titik bekunya. Kalor beku sama dengan kalor lebur.
Cara menurunkan titik lebur:

a.        Menambahakan tekanan
-                     Kawat masuk dan memotong balok es tetapi balok es tidak terpotong menjadi dua bagian
-                     Hal itu karena adanya tekanan kawat
-                     Tekanan dari kawat dapat menurunkan titik lebur es sehingga di bawah kawat mencair.
b.        Menambah dengan zat lain
-                     Air dicampur garam pada es balok
-                     Sifat ini digunakan pada pembuatan es lilin

Jika suatu gas didinginkan, maka keluar kalornya dan suhunya turun sehingga terbentuk zat cair.


Kalor yang dikeluarkan atau dibebaskan gas untuk berubah menjadi zat cair disebut kalor embun. Besarnya kalor embun sama dengan akelor uap.
Alat yang menggunakan sifat kalor diantaranya:

a.        Panci tekan (pressure cooker)
-                     Suhu tinggi menyebabkan makanan lebih cepat masak dan makanan lebih lunak.
b.        Setrika
-                     Dengan panas yang ada pada setrika dapat mengubah baju atau pakaian yang kusut menjadi rapi.
c.        Alat pendingin seperti lemari es dan AC
d.        Alat penyulingan
-                     Bahan yang akan disuling dicampur air dipanaskan sampai mendidih
-                     Selama mendidih terbentuk uap air (gas)
-                     Uap air bergerak dan didinginkan oleh pendingin sehingga uap air yang berupa  gas berubah menjadi zat – zat cair.
-                     Zat cair itu sebagai hasil dari penyulingan. Contohnya jahe akan menghasilkan minyak arsiri.

B.      Perpindahan Kalor

Kalor dapat berpindah dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi.
1.                 Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi, yaitu perpindahan kalor secara hantaran tanpa pemindahan bagian – bagian zatnya.
-                     Kalor mengaliir dari bagian logam panas ke bagian dingin
-                     Bagian – bagian logam itu tidak ikut berpindah
-                     Contohnya perpindahan panas pada besi, baja, tembaga, alumunium, dan berbagai logam lainnya.
Benda menurut daya hantar kalornya terdiri dari konduktor dan isolator. Konduktor kalor adalah benda yang baik untuk menghantarkan panas.
-                     Contohnya: besi, baja, alumunium, emas, perak, silicon, raksa, dan berbagai logam lainnya.
-                     Logam yang paling baik sebagai konduktor adalah tembaga. Isolator kalor adalah benda yang sukar menghantarkan panas.
-                     Contohnya: kayu, karet, kaca, gelas, air, plastic, udara dan sebagainya.

Pemanfaatan sifat konduktor dalam kehidupan sehari – hari berupa: panci, cerek, wajan da sebagainya terbuat dari logam.


Pemanfaatan sifat isolator dalam kehidupan sehari – hari berupa: pegangan setrika, pegangan  panci, dan sebagainya.
2.                 Perpindahan kalor secara konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat cair atau gas/udara karena gerakan atau perpindahan/aliran bagian – bagian yang panas.
-                     Konveksi terjadi Karena pada bagian air yang dipanaskan memuai sehingga  massa jenisnya kecil, mengakibatkan air yang panas itu bergerak ke atas dan tempatnya itu akan segera diisi air yang suhunya rendah.
-                     Air dapat menghantarkan panas secara konveksi bukan konduksi. Konveksi uadara atau gas
-                     Udara yang dipanaskan lilin akan naik ke atas
-                     Udara yang dingin turun ke bawah menggantikan tempat udara panas
-                     Udara yang panas bertekanan rendah dan renggang sehingga bergerak mengisi udara yang panas.
Peristiwa alam dalam konveksi udara yaitu angin darat dan angin laut. Angin laut pada siang hari:
-                     Udara di darat panas akan naik dan tempatnya akan diisi oleh udara dari dingin dari laut
-                     Akibat hal itu angin bergerak dari laut ke darat
-                     Maka angin laut itu angin dari laut yang bergerak ke darat Angin darat pada malam hari:
-                     Udara di laut panas maka udaranya naik ke atas dan tempatnya diisi oleh udara dingin dari darat
-                     Akibat hal itu angin bergerak dari darat ke laut
-                     Maka angindarat itu angin yang bergerak dari darat ke laut Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari – hari:
a.                  Konveksi air
-                     Digunakan pada pemanasan air
-                     Sistem pendinginn mesin mobil.
b.                 Konveksi angin darat
-                     Digunakan nelayan untuk pergi berlayar menangkap ikan
c.                  Konveksi angin laut
-                     Digunakan nelayan untuk pulang berlayar
d.                 Konveksi udara


-                     Digunakan pada ventilasi rumah atau bangunan
3.                 Perpindahan kalor secara radiasi
Perpindahan kalor secara radiasi yaitu perpindahan panas secara langsung, pancaran, dan tidak melalui zat perantara.
Contohnya: panas matahari sampai ke bumi, panas api sampai pada tubuh manusia pada jarak tertentu (seperti api unggun dan penghangat ruangan). Pancaran kalor hanya terasa pada kulit kita.
Alat untuk mengetahui adanya pancaran atau radiasi kalor disebut termoskop.
-                     Jika bola kaca A (hitam) dan B (putih) kedua – duanya dikenakan pada pancaran kalor, permukaan zat cair (alcohol) pada pipa U dibawah B naik, dan di bawah A turun, berarti tekanan di A>B.
-                     Warna hitam lebih banyak menyerap kalor
-                     Warna putih kurang menyerap kalor

Warna hitam merupakan waran yang daoat memencarkan dan menyerap kalor dengan baik. Warna putih kurang baik untuk memancarkan dan menyerap kalor.
Pemanfaatan sifat kalor pada radiasi:

a.                  Pada waktu siang yang panas supayay tubuh merasa nyaman mak perlu memakai pakaian putih , sebab waran putih kurang menyerap kalor dan dapat memantulkan kalor sehingga kalornya tidak sampai ke tubuh. Sebaliknya jika memakai yang berwarna hitam akan terasa gerah karena warna hitam atau gelap dapat menyerap dan memancarkan kalor sehingga kalornya itu sampai terasa pada tubuh.
b.                 Termos sebagai alat penyimpan air panas
-                     Sumbat gabus untuk menghindari/mengurangi hilangnya panas secara konveksi melalui udara (uap) keluar dari air panas.
-                     Dinding kaca mengkilat untuk menghindari/mengurangi hilangnya kalor secara radiasi.
-                     Vakum/hampa udara untuk mengurangi perambatan kalor secara konduksi.
c.                  Radiator pada lemari es dan mobil di cat hitam
-                     Mesin mobil yang bekerja menimbulkan panas, sehingga agar mesin tidak terlalu panas, maka panasnya itu perlu diserap. Agar mudah diserap maka radiator di cat hitam.








BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang mengalir dari suatu zat ke zat yang lain akibat adanya perbedaan suhu, tentunya dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Karena suhu benda sebanding dengan kandungan kalor yang dimilikinya, yakni energi gerak atom atau molekul yang dapat terdiri dari translasi,  rotasi, maupun vibrasi (Ishaq, 2007: 236). Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1)        Konduksi Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu.
2)        Konveksi Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri.
3)        Radiasi Radiasi Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
B.        Saran
Dengan selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah  ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan  kami semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan anda mengenai Kalor.






DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 1969. Fisika Alam. Jakarta: Erlangga. Hasan, Ahmad. 2002. kamus kimia. Bandung: Alvabeta. De Potter, Bobbi & Hernachi, Mike. 1992. physic of unsure-unsur. Boston:             Houghton Mufflin Company. Jensen, A.R. 1969. Physic. New York: Press. Portland Oregon. Seifert, Kelvin L. and Hoffnung, Robert J. 1991. Chil and physic. New York:        Development. J. B. Lippincoot




Tidak ada komentar:

Posting Komentar