KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini
telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari
semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis
berharap semoga makalah tentang kalor dan perpindahan kalor memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Tanjungsari, Agustus 2017
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain
seringkali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan,
diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu
mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila
pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai
dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada
pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini
dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada pengembunan
dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan
pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan
bahwa kalor adalah suatu bentuk energi.
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau
bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan,maka akan terjadi
perpindahan energi. Proses ini disebut sebagai perpindahan Kalor (Heat
Transfer). Dari titik pandang teknik (engineering), Analisa perpindahan Kalor
dapat digunakan untuk menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya peralatan yang
diperlukan untuk memindahkan sejumlah Kalor tertentu dalam waktu yang ditentukan.
Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan penukar Kalor tergantung tidak
hanya pada jumlah Kalor yang harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju
perpindahan Kalor pada kondisi-kondisi yang ditentukan.
2.
TUJUAN
Menentukan jenis-jenis perpindahan Kalor dan
aplikasi perpindahan Kalor dibidang teknik kimia.
3.
MANFAAT
Siswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham Kalor
dan pengaplikasian perpindahan Kalor dibidang teknik kimia.
BAB II
KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR
A.
Kalor Sebagai Bentuk Energi
Kalor adalah
suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda.
Secara alami
kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah,
sehingga terjadi percampuran suhu dari kedua bendaitu.
Contoh:
1.
1 kg air yang
sedang mendidih suhunya 1000C dicampur
dengan 1kg air yang bersuhu 500C, maka suhunya menjadi?
Dik: t1 = 1000C
t2 = 500C
karena massanya sama (masing β
masing 1 kg) maka berlaku:
tcampuran =
π‘2+π‘1

= 100 +50

= 750C
2.
Untuk menghasilkan air yang
bersuhu 600C maka 100 gram air yang bersuhu 300C
harus dicampur dengan 100 gram
air yang bersuhuβ¦.
Dik: ta = 600C
t1 = 300C
karena massa air sam amaka
berlaku:
π‘2+π‘1

2
β t2 = 2 x ta β t1
= 2 x 600C - 300C
= 1200C
- 300C
= 900C
Satuan kalor:
a.
Dalam satuan internasional (SI) = Joule
b.
Umum = kalori
Kesetaraan satuan kalori: 1
kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori Kalor yang dilepaskan = kalor yang diterima
Pendapat Joseph Black yang disebut Azas Black:
Pengaruh kalor
terhadap suatu benda akan menimbulkan perubahan suhu dan perubahan bentuk atau
wujudnya.
Kalor dapat mengubah suhu benda.
-
Semakin lama pemanasan, air semakin
tinggi suhunya.
-
Semakin besar kenaikan suhu benda, semakin banyak kalor yang diperlukan.
-
Banyaknya kalor yang diberikan kepada benda sebanding
dengan perubahan suhu benda itu.
Hubungan kalor dengan massa
benda.
-
Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu yang sama
pada air 50 ml lebih cepat dari pada air 100 ml.
-
Semakin besar massa benda, semakin besar kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu yang sama.
-
Kalor yang diperlukan (II) lebih besar dari pada (I)
pada kenaikan suhu yang sama, karena massa bendanya berbeda.
-
Banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikan suhunya sebanding dengan massa benda itu.
Hubungna kalor dengan jenis zat.
-
Waktu yang diperlukan
oleh(II) lebih cepat dari pada (I)
untuk mencapai suhu yang sama.
-
Kalor yang diperlukan oleh (I) lebih banyak daari pada
(II) untuk mencapai suhu yang sama.
-
Kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhunya
bergantung pada jenis zatnya.
Banyaknya kalor
yang diperlukan setiap kg zat untuk menaikkan suhu 10C disebut kalor jenis zat.
Contoh:
Kalor jenis air 4,2 x 103J/Kg0C artinya 1
kg air setiap suhunya naik 10C memerlukan
kalor sebanyak 4,2 x 103J.
Banyaknya kalor yang diperlukan
atau dilepaskan suatu zat dapat dirumuskan:
Q = m . c . Ξt ket:
Q = banyaknya kalor yang diperlukan/dilepskan (J) m
= massa zat (Kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg0C)
Ξt = perubahan suhu (0C)
Kalor jenis beberapa zat:
Jenis zat
|
Kalor jenis zat (J/Kg0C)
|
Es
|
2100
|
Air
|
4200
|
Alcohol
|
2400
|
Raksa
|
140
|
Alumunium
|
900
|
Tembaga
|
390
|
Besi
|
450
|
Perak
|
230
|
Contoh:
1.
Benda massanya 3 kg memiliki kalor jenis 460J/Kg0C dipanaskan dari suhu 100C sampai 600C. berapakah banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik : m = 3 kg
c = 460J/Kg0C
Ξt = 600C - 100C = 500C
Dit : Q?
Jawab:
Q = m . c . Ξt
= 3kg . 460J/Kg0C . 500C
= 69000J
2.
Besi massanya 500 gr memiliki kalor jenis 0,11 kkal/kg0C dipanaskan 300C sampai 500C. Berapa banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik : m =
500 kg
c = 0,11 kkal/Kg0C
Ξt = 500C - 300C = 200C
Dit : Q?
Jawab:
Q = m . c . Ξt
= 500kg . 0,01 kkal/Kg0C . 200C
= 1,1
kkal
3.
Banyaknya kalor untuk memanaskan alumunium adalah
88000 J dari suhu 300C sampai 400C dengan kalor jenis 8,8 x 102
J/kg0C.
berapakah massa alumunium?
Dik : Q =
88000 J
c = 8,8 x 102 J/kg0C
Ξt = 400C - 300C = 100C
Dit : Q?

Jawab:
Q = m . c . Ξt
88000 J = m . 8,8 x 102 J/kg0C.
100C

8800
m = 10 kg
Hukum kekekalan energy kalor:
Banyaknya kalor yang diberikan = banyaknya kalor yang diterima Q1 = Q2
m1 . c1 . Ξt1 = m2 . c2 . Ξt2
contoh:
Seorang ingin
mandi air hangat dengan mencampur 2 kg air 1000C dengan 4 kg air dingin 200C. maka suhu air yang
diperoleh:
Q1 = Q2
m1 . c1 . Ξt1 = m2 . c2 . Ξt2
2
. cair . (100 - ta) = 4 . cair . (ta β 20) 200 - 2 ta = 4 ta β 80
200 + 80 = 4ta + 2ta
6ta = 280
ta =
280

= 46,670C

-
es diberi kalor
mencair/melebur pada suhu 00C menjadi air.
-
air diberi kalor mendidih pada suhu 1000C
-
air yang
mendidih diberi kalor suhunya tetap akan menguap menjadi kalor.
-
Mencair atau melebur dan menguap terjadi karena menerima kalor.
-
Air dapat mengalami tiga wujud: padat, cair, dan gas.
Grafik perubahan wujud zat
karena kalor:
-
Pada suhu 00C sebagai titik lebur atau
titik beku air
-
Pada suhu 1000C sebagai titik didih atau titik uap air. Perubahan wujud zat cair yang melepaskan kalor:
-
Uap air (gas) melepaskan
kalor akan mengembun menjadi air.
-
Air (zat cair) melepaskan
kalor akan membeku menjadi es (padat)
-
Peristiwa yang melepaskan kalor
berupa mengembundan membeku.
Perubahan wujud zat padat ke gas.

-
kamper atau kapur barus (zat padat) diberi kalor akan menyublim menjadi gas.
-
Selama mneyublim kamper mengecil kemudian habis
semuanya berubah menjadi gas.
-
Bahan kamper atau kapur barus yang berupa gas bila melepaskan kalor akan menyublim /
menghablur sehingga menjadi kamper (padat).
Perubahan wujud zat.
![]() |
a = membeku (melepaskan kalor)
b = mencair/melebur
(menerima kalor) c = menguap (menerima kalor)
d = mengembun (melepaskan kalor)
e =
meyublim/menghablur (melepaskan kalor) f = menyublim (menerima kalor)
pada saat menguap memerlukan
kalor.
-
Air dipanaskan akan mendidih.
-
Air yang mendidih bila terus
dipanaskan akan menguap.
-
Selama menguap diperlukan kalori Cara mempercepat penguapan:
a.
Dengan cara menambah pemanasan atau menambah suhu
benda seperti: menjemur, memasak air.
b.
Memperluas bidang permukaan
-
Memindahkan air panas dari
gelas ke piring
-
Memperlebar pakaian yang dijemur
c.
Mengurangi tekanan di atas permukaan
zat
-
Dengan mengurangi tekanan jarak antar molekul β
molekul udara bertambah besar
-
Molekul β molekul zat cair yang menguap banyak yang
mengisi ruang antar molekul β molekul udara.
d.
Meniupkan udara di permukaan benda yang panas, dengan
meniupkan udara maka molekul β molekul
uap segera berpindah dari bendanya.
Alat yang dapat
menurunkan suhu benda adalah lemari es dan alat pendingin (air conditioner =
AC) atau refrigerator.
-
Zat yang digunakan untuk
pendinginnya adalah Freon.
-
Sifat Freon mudah menguap
-
Apabila Freon menguap akan menyerap kalor sehingga suhunya turun.
-
Benad cair yang ada dalam ruang beku yang la;ornya
diserap Freon sehingga suhunya turun maka benda
cair itu akan membeku.
Untuk mendidih diperlukan kalor.
-
Benda dikatakan mendidih apabila dipanaskan sehingga
terbentuk gelembung β gelembung air dan
ada penguapan.
-
Ketika mendidih suhunya tetap, sedangkan kalornya
digunakan untuk proses penguapan.
Suhu zat pada
waktu mendidihkan atau menguapkan disebut titik didih atau titik uap. Contoh:
air = 1000C; raksa = 3570C; timbale = 16200C; alcohol = 650C; dan tembaga
= 23000C.
Titik didih dipengaruhi oleh
tekanan:
-
Air mendidih pada suhu 1000C pada tekanan 76cmHg
-
Di daerah pegunungan yang tekanannya kurang dari 76 cmHg, maka air mendidih kurang dari 1000C.
-
Untuk menurunkan titik didih maka tekanannnya
diperkecil (di bawah 76 cmHg)
Cara memperkecil titik didih
-
Setelah air dalam labu tidak mendidih
-
Siram labu dengan air dingin
-
Akibat siraman itu uap air pada labu ketika mendidih
terjadi oendiinnginan terhadap uap sehingga terjadi mengembun.
-
Akibat mengembun mengakibatkan tekanan
turun
-
Akibat menurunnya tekanan maka air dalam labu mendidih lagi Cara memperbesar titik didih:
-
Air yang mendidih
menimbulkan uap air
-
Uap air tidak
keluar karena panci ditutup rapat sehingga tekanan uap air makin besar
-
Akibat tekanan itu membesar maka
air mendidih di atas suhu 1000C
-
Akibat air mendidih
di atas suhu 1000C maka
makanan dalam panci itu lebih cepat masak dan
tulang ikan menjadi lunak.
Banyaknya kalor
yang diperlukan selama mendidih
tergantung pada massa zat (m) dan
kalor uap (U).
Kalor uap
adalah banyaknya kalor yang diserap 1 kg zat untuk menguap pada titik didihnya.
Contoh kalor
uap: Air = 2,27 x 106 J/kg
Alcohol = 1,1 x 106 J/kg
Raksa = 2,98 x 105 J/kg
Tembaga = 7,35 x 106 J/kg
Timbale =7,35 x 105 J/kg
Rumus banyaknya kalor untuk
menguapkan zat:
Q = m U Ket: Q = banyaknya kalor (J) m = massa
zat (kg)
U = kalor uap (J/kg)
Contoh :
1.
Air yang massanya 10 kg dipanaskan dari suhu 300C sampai
mendidih 1000C dan kalor uapnya 2,27 x 106 J/kg, berapa banyaknya kalor untuk
menguapkan air itu? Dik: m = 10 kg
U = 2,27 x 106 J/kg
Dit: Q?
Jawab:
Q = m U
= 10 kg . 2,27 x 106 J/kg
= 2,27 x 107 J
2.
Banyaknya kalor yang
menguapkan raksa adalah 5,96 x 107 J dari suhu
300C ke 650C, sedangkan kalor uapnya 2,98 x 105 J/kg, maka berapakah massa raksa
itu? Dik: Q = 5,96 x 107 J
U = 2,98 x 105 J/kg
Dit: m?
Jawab: Q = m . U
5,96 x 107 J = m . 2,98 x 105 J/kg

|
m = 5,96
π₯ 10 π½
2,89 π₯ 105 π½
/ππ
m = 20 kg ketika melebur memerlukan kalor.
-
Jika kamper dipanaskan dari padat menjadi cair
-
Jika es dipanaskan dari padat menjadi
cair
-
Selama proses peleburan suhunya tidak
berubah
-
Kamper melebur antara suhu 550C β 540C
-
Suhu meleburnya tetap
-
Suhu untuk melebur disebut titik lebur Contoh titik lebur:
Es (air) = 00C
Timbale
= 3270C Tembaga = 10800C Platina = 17690C Alumunium = 6600C Alcohol = -970C Raksa = - 390C
Ketika membeku melepaskan kalor.
-
Jika air dilepaskan
kalornya atau diturunkan suhunya dair zat cair akan menjadi es (padat) yang disebut membeku.
-
Suhu untuk melebur sama dengan suhu untuk membeku.
-
Titik lebur sama dengan titik beku.
Kalor lebur
adalah banyaknya kalor yang diserap oleh 1 kg zat untuk melebur pada titik
leburnya.
Contoh: air = 336.000J/Kg tembaga = 206.000J/Kg
Alumunium = 403.000J/Kg raksa = 120.000J/Kg
Alcohol = 69.000J/Kg timbale
= 25.000J/Kg
Rumus banyaknya kalor untuk
meleburkan zat:
Q = m . L Ket: Q = banyaknya kalor (J)
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
Contoh:
1.
Es massanya 10 kg dengan kalor lebur 336.000J/kg, maka berapa
banyaknya kalor untuk meleburkan es itu?
Dik: m = 10 kg
L = 336.000J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m . L
= 10 kg . 336.000J/kg
= 3,36 x 106 J
2.
Banyaknya kalor 2,015 x 106 J, untuk meleburkan tembaga 5 kg,
maka berapa kalor leburnya?
Dik: m = 5 kg
Q = 2,015 x 106 J
Dit: L?
Jawab: Q
= m . L 2,015 x 106 J = 5 kg . L

|
L = 2,015 π₯
10 π½
5 ππ
L =
403.000 J/kg
Kalor beku
adalah banyaknya kalor yang dilepaskan oleh 1 kg zat untuk membeku pada titik
bekunya. Kalor beku sama dengan kalor lebur.
Cara menurunkan titik lebur:
a.
Menambahakan tekanan
-
Kawat masuk dan
memotong balok es tetapi balok es
tidak terpotong menjadi dua bagian
-
Hal itu karena adanya tekanan kawat
-
Tekanan dari kawat dapat menurunkan titik lebur es
sehingga di bawah kawat mencair.
b.
Menambah dengan zat lain
-
Air dicampur garam pada es balok
-
Sifat ini digunakan pada pembuatan es
lilin
Jika suatu gas
didinginkan, maka keluar kalornya dan suhunya turun sehingga terbentuk zat
cair.
Kalor yang
dikeluarkan atau dibebaskan gas untuk berubah menjadi zat cair disebut kalor
embun. Besarnya kalor embun sama dengan akelor uap.
Alat yang menggunakan sifat
kalor diantaranya:
a.
Panci tekan (pressure cooker)
-
Suhu tinggi menyebabkan makanan lebih cepat masak dan makanan lebih lunak.
b.
Setrika
-
Dengan panas yang ada pada setrika dapat mengubah baju
atau pakaian yang kusut menjadi rapi.
c.
Alat pendingin seperti lemari es dan
AC
d.
Alat penyulingan
-
Bahan yang akan disuling
dicampur air dipanaskan sampai mendidih
-
Selama mendidih terbentuk uap air (gas)
-
Uap air bergerak
dan didinginkan oleh pendingin sehingga uap air yang berupa gas berubah menjadi zat β zat cair.
-
Zat cair itu sebagai hasil dari penyulingan. Contohnya
jahe akan menghasilkan minyak arsiri.
B. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dengan
cara konduksi, konveksi dan radiasi.
1.
Perpindahan kalor secara konduksi
Perpindahan
kalor secara konduksi, yaitu perpindahan kalor secara hantaran tanpa pemindahan
bagian β bagian zatnya.
-
Kalor mengaliir dari bagian logam panas ke bagian dingin
-
Bagian β bagian logam itu tidak ikut berpindah
-
Contohnya perpindahan panas pada besi, baja, tembaga,
alumunium, dan berbagai logam lainnya.
Benda menurut
daya hantar kalornya terdiri dari konduktor dan isolator. Konduktor kalor
adalah benda yang baik untuk menghantarkan panas.
-
Contohnya: besi, baja, alumunium, emas, perak,
silicon, raksa, dan berbagai logam lainnya.
-
Logam yang paling
baik sebagai konduktor adalah tembaga. Isolator kalor adalah benda yang sukar menghantarkan panas.
-
Contohnya: kayu, karet, kaca, gelas, air, plastic, udara dan sebagainya.
Pemanfaatan
sifat konduktor dalam kehidupan sehari β hari berupa: panci, cerek, wajan da
sebagainya terbuat dari logam.
Pemanfaatan
sifat isolator dalam kehidupan sehari β hari berupa: pegangan setrika,
pegangan panci, dan sebagainya.
2.
Perpindahan kalor secara konveksi
Perpindahan
kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat cair atau gas/udara
karena gerakan atau perpindahan/aliran bagian β bagian yang panas.
-
Konveksi terjadi Karena pada bagian air yang dipanaskan memuai sehingga massa jenisnya kecil, mengakibatkan air yang panas itu bergerak ke atas dan tempatnya itu akan segera diisi air yang suhunya rendah.
-
Air dapat menghantarkan panas secara konveksi bukan konduksi. Konveksi uadara atau gas
-
Udara yang dipanaskan lilin
akan naik ke atas
-
Udara yang dingin turun ke
bawah menggantikan tempat udara panas
-
Udara yang panas bertekanan rendah dan renggang
sehingga bergerak mengisi udara yang panas.
Peristiwa alam
dalam konveksi udara yaitu angin darat dan angin laut. Angin laut pada siang
hari:
-
Udara di darat panas akan naik dan tempatnya akan
diisi oleh udara dari dingin dari laut
-
Akibat hal itu angin bergerak dari laut ke darat
-
Maka angin laut itu angin dari laut yang bergerak ke darat Angin darat pada
malam hari:
-
Udara di laut panas maka udaranya naik ke atas dan
tempatnya diisi oleh udara dingin dari darat
-
Akibat hal itu angin bergerak dari darat ke laut
-
Maka angindarat itu angin yang bergerak dari darat ke laut Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan
sehari β hari:
a.
Konveksi air
-
Digunakan pada pemanasan air
-
Sistem pendinginn mesin mobil.
b.
Konveksi angin darat
-
Digunakan nelayan untuk pergi berlayar menangkap ikan
c.
Konveksi angin laut
-
Digunakan nelayan untuk pulang berlayar
d.
Konveksi udara
-
Digunakan pada ventilasi rumah atau bangunan
3.
Perpindahan kalor secara radiasi
Perpindahan
kalor secara radiasi yaitu perpindahan panas secara langsung, pancaran, dan
tidak melalui zat perantara.
Contohnya: panas matahari sampai ke bumi, panas api sampai pada tubuh
manusia pada jarak tertentu (seperti api unggun dan penghangat ruangan).
Pancaran kalor hanya terasa pada kulit kita.
Alat untuk mengetahui adanya pancaran atau radiasi kalor disebut
termoskop.
-
Jika bola kaca A (hitam) dan B (putih) kedua β duanya dikenakan pada pancaran kalor,
permukaan zat cair (alcohol) pada
pipa U dibawah B naik, dan di bawah A turun, berarti tekanan di A>B.
-
Warna hitam lebih banyak menyerap kalor
-
Warna putih kurang menyerap kalor
Warna hitam
merupakan waran yang daoat memencarkan dan menyerap kalor dengan baik. Warna
putih kurang baik untuk memancarkan dan menyerap kalor.
Pemanfaatan sifat kalor pada
radiasi:
a.
Pada waktu siang yang panas supayay tubuh merasa
nyaman mak perlu memakai pakaian putih , sebab waran putih kurang menyerap
kalor dan dapat memantulkan kalor sehingga kalornya tidak sampai ke tubuh.
Sebaliknya jika memakai yang berwarna hitam akan terasa gerah karena warna
hitam atau gelap dapat menyerap dan memancarkan kalor sehingga kalornya itu
sampai terasa pada tubuh.
b.
Termos sebagai alat penyimpan air panas
-
Sumbat gabus untuk menghindari/mengurangi hilangnya
panas secara konveksi melalui udara (uap) keluar
dari air panas.
-
Dinding kaca mengkilat untuk menghindari/mengurangi
hilangnya kalor secara radiasi.
-
Vakum/hampa udara untuk mengurangi perambatan kalor secara konduksi.
c.
Radiator pada lemari es dan mobil di cat hitam
-
Mesin mobil yang bekerja menimbulkan panas, sehingga
agar mesin tidak terlalu panas, maka panasnya
itu perlu diserap. Agar mudah diserap maka radiator di cat hitam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalor
merupakan salah satu bentuk energi yang mengalir dari suatu zat ke zat yang
lain akibat adanya perbedaan suhu, tentunya dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah. Karena suhu benda sebanding dengan kandungan kalor yang
dimilikinya, yakni energi gerak atom atau molekul yang dapat terdiri dari
translasi, rotasi, maupun vibrasi (Ishaq, 2007: 236). Satuan untuk
menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan
usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan
dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan
satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan
makanan. Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1)
Konduksi
Konduksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan
perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu.
2)
Konveksi
Konveksi Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan
perpindahan pergerakan fluida itu sendiri.
3)
Radiasi
Radiasi Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
B. Saran
Dengan
selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi
materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan kami semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan anda mengenai Kalor.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1969. Fisika Alam. Jakarta: Erlangga. Hasan,
Ahmad. 2002. kamus kimia. Bandung: Alvabeta. De Potter, Bobbi & Hernachi, Mike.
1992. physic of unsure-unsur. Boston:
Houghton
Mufflin Company. Jensen, A.R. 1969. Physic. New York: Press. Portland Oregon.
Seifert, Kelvin L. and Hoffnung, Robert J. 1991. Chil and physic. New York:
Development. J. B. Lippincoot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar